CARAPANDANG - Microsoft akan memangkas sekitar tiga persen dari keseluruhan karyawannya di seluruh dunia menurut warta CNBC yang dikutip dalam siaran TechCrunch.

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu memiliki total 228.000 karyawan secara global menurut warta TechCrunch pada Selasa (13/5).

Dengan demikian, ada lebih dari 6.500 pekerja Microsoft yang berpeluang menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK).

Ini akan menjadi salah satu pengurangan tenaga kerja dalam jumlah besar yang dilakukan oleh perusahaan setelah memberhentikan 10.000 karyawan pada 2023.

Microsoft telah melaksanakan PHK pada Januari 2025, yang katanya dilakukan berdasarkan kinerja.

Gelombang pemberhentian pekerja yang baru, yang diperkirakan mencakup semua level, lokasi, dan tim, menurut seorang juru bicara perusahaan kepada CNBC tidak terkait kinerja.

"Kami terus melakukan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan sebaik-baiknya agar sukses di pasar yang dinamis," kata juru bicara Microsoft.

Microsoft pada April 2025 melaporkan pendapatan kuartal 70,1 miliar dolar AS (naik 13 persen secara tahunan) dan laba bersih 25,8 miliar dolar AS (naik 18 persen secara tahunan). Capaian tersebut lebih baik dari ekspektasi analis.

Selain Microsoft, perusahaan teknologi besar lain seperti Amazon dan Meta juga memangkas jumlah pekerjanya dalam setahun terakhir.