CARAPANDANG –  Maraknya konten negatif di media sosial seperti YouTube memicu  peringatan bagi orang tua dan penggiat pendidikan anak. Dewan Pakar Ikatan Psikologi Sosial Prof. Kuncoro mengingatkan, hal ini dapat berdampak pada gangguan perilaku anak.

“Anak jadi cemas, tidak nyaman, dan tergantung media sosial,” kata Kuncoro dalam keterangannya kepada Pro 3 RRI, Minggu (13/7/2025).

Menurutnya, lemahnya pengawasan orang tua sebabkan anak mudah mengakses konten berbahaya. Anak belum mampu membedakan konten positif dan negatif secara matang.

“Hal salah dianggap wajar karena tidak diajarkan nilai yang benar,” ucapnya. Karena itu, ia menekankan, pentingnya penanaman nilai sejak dini di lingkungan keluarga.

Komunikasi terbuka dalam keluarga jadi fondasi mengarahkan anak di era digital.
“Orang tua punya peran utama dalam mengawasi gawai anak,” katanya.

Dikatakan, kalangan anak kini lebih cakap teknologi dari orang tuanya, sehingga pendekatan harus penuh kelembutan.
“Pengawasan jangan otoriter, tapi pakai pendekatan hangat,” ucapnya.

Diingatkan, jika anak sudah terlanjur kecanduan, penanganannya harus bertahap dan dialogis. “Bukan dimarahi, tapi diajak ngobrol soal kontennya,” tegasnya.

Ia menyebut anak akan terbuka jika merasa dipercaya dan dihargai. Keterbukaan itu penting untuk cegah keterlibatan dalam konten berbahaya.