SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Universitas Brawijaya (UB) menyiapkan 1.275 unit komputer untuk memfasilitasi belasan ribu peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) di kampus setempat.

Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Aulanni’am di Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan selain 1.275 unit komputer tersebut, pihaknya juga menyiapkan 10 persen dari jumlah unit komputer sebagai cadangan.

Peserta UTBK-SBMPTN di UB sebanyak 17.204 orang, dengan rincian peserta saintek sebanyak 8.526, soshum 7.935, dan campuran 743 orang.

"UTBK-SBMPTN di UB digelar dalam dua gelombang. Gelombang pertama pada 12 hingga 18 April 2021 dan gelombang kedua pada 26 April hingga 2 Mei 2021," kata Prof Aul.

Untuk memperlancar pelaksanaan UTBK-SBMPTN tersebut, katanya, UB menyiapkan 17 gedung dengan 66 ruangan. Sebanyak 17 gedung yang digunakan tersebut, antara lain Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unit TIK Gedung Rektorat, serta Gedung Inbis.

"Pelaksanaan UTBK di UB menggunakan ruangan sendiri, tidak meminjam gedung dari perguruan tinggi lain atau sekolah-sekolah di sekitar kampus. Cara ini sangat efisien dari segi biaya," katanya.

Selain mempersiapkan ruangan, kata Aul, UB menyediakan 1.275 komputer per sesi dan 10 persen komputer cadangan untuk memperlancar pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2021.

Dari segi protokol kesehatan, kata perempuan yang pernah meraih gelar ilmuwan terbaik se-Indonesia tersebut, setiap ruangan serta kelengkapan ujian yang digunakan disterilisasi terlebih dahulu dengan melakukan penyemprotan disinfektan.

"UB juga mengatur jarak tempat duduk 1,5 meter antarpeserta, menyediakan masker, sarung tangan, dan 'face shield' (pelindung wajah) cadangan. Pengawas dan panitia yang bertugas juga harus sudah mengikuti protokol kesehatan, seperti sudah divaksin atau menjalani 'rapid test' (tes cepat)," katanya.

Ketua Satgas COVID-19 UB Prof Dr Sri Andarini memastikan ruangan tes memiliki sirkulasi udara yang baik dan untuk meminimalisasi kontak fisik, sebelum memasuki ruangan tes, dan pada saat istirahat, antrean peserta akan diatur agar tidak bergerombol.

Skrining peserta dilakukan dengan mengecek suhu tubuh dengan thermo gun.

"Apabila ada yang batuk, pilek, atau sakit, kami sudah menyiapkan ruang isolasi di tiap fakultas tempat diadakannya tes UTBK, sehingga mereka tetap bisa mengikuti tes,” paparnya.

UB juga menyediakan tim kesehatan dan ambulans, bekerja sama dengan Klinik UB.

“Jadi jika ada peserta yang memerlukan bantuan medis akan dijemput dengan ambulans dan dibawa ke Klinik UB,” ucapnya.

Untuk alur masuk dan keluar kampus juga dibedakan guna menghindarkan kemacetan. Jika peserta mengalami kesulitan mencari lokasi, disiapkan petugas untuk mengantar peserta sampai lokasi tes menggunakan shuttle bus.