SHARE

Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay 

CARAPANDANG -   Indonesia perlu membangun kemandirian sarana dan prasarana dalam menghadapi ancaman Adenovirus yang diduga kuat sebagai penyebab penyakit hepatitis akut.

Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay  di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (23/5). 

Dia tegas mengatakan dalam menghadapi ini jangan mengandalkan luar negeri, karena biaya yang dibutuhkan sangat mahal. 

"Kalau sudah ada Adenovirus, akan kita lihat ketahanan Indonesia menghadapi itu. Jangan lagi mengandalkan luar negeri karena biaya yang dibutuhkan sangat mahal," ujarnya. 

Politikus PAN ini mengingatkan belajar dari pandemi Covid-19. Masih bergantungnya kepada luar negeri, khususnya  vaksin, Indonesia telah  menghabiskan keuangan negara yang sangat besar hingga Rp36 triliun.  Dan jumlah ini katanya, belum termasuk pengajuan Kemenkes RI untuk kembali membelanjakan vaksin Covid-19  pada 2022 sebesar Rp9 triliun. 

Menurutnya mahalnya biaya belanja vaksin Covid-19 turut dipengaruhi perjanjian bisnis antarnegara. "Rata-rata pengeluaran belanja vaksin itu business to business (B to B), walau ada juga yang hibah," katanya.

"Sementara vaksin Merah Putih yang sudah dipersiapkan selama dua tahun setengah ini belum keluar hasilnya," imbuhnya.

Menurut Saleh, anggaran sebesar itu cukup untuk mendanai berbagai bidang pembangunan di 36 kota/kabupaten di Indonesia, seperti pendidikan ekonomi dan lainnya.

Untuk itu, dia meminta penanganan Adenovirus pada kasus hepatitis di Indonesia bisa ditangani Pemerintah Indonesia secara mandiri. "Sebab Indonesia punya banyak ahli. Kita harus mandiri," katanya. 

Tags
SHARE