SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Virus corona atau COVID-19 saat ini melanda banyak negara termasuk indonesia, salah satu cara untuk menekan penyebaran dari virus corona adalah dengan dilakukannya Vaksinasi COVID-19.

Pemerintah saat ini sangat gencar mensosialisasikan agar masyarakat mau untuk divaksin, bahkan saat ini vaksinasi menyasar anak remaja yakni umur 12-17 tahun. Hal ini dilakukan agar terbentuk Herd immunity atau kekebalan kelompok.

Target pemerintah untuk dapat mencapai kekebalan kelompok yakni 208,2 juta penduduk Indonesia bisa dilakukan vaksinasi. Dengan terbentuknya Herd immunity atau kekebalan kelompok maka tidak semua orang perlu divaksin agar terlindungi. Hal ini membantu memastikan bahwa kelompok-kelompok rentan yang tidak dapat divaksin tetap aman.

Di tengah gencar-gencarnya vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah dan segala elemen yang ada, tiba-tiba ada berita yang sangat mengejutkan dari negara China, dimana pejabat tinggi Badan Pengendalian Penyakit China mengakui bahwa efektivitas vaksin Covid-19 buatan mereka kurang manjur.

Saat ini terdapat dua vaksin yang diekspor keluar negeri oleh China yakni Sinovac dan Sinopharm dan kedua jenis vaksin ini digunakan oleh indonesia. 

Berapa sih sebenarnya efikasi dari kedua vaksin tersebut sehingga dianggap kurang manjur dalam mengatasi COVID-19?

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech memiliki hasil efikasi sedikit di atas 50 persen dalam uji klinis yang dilakukan di Brasil. Di Indonesia, hasil efikasi vaksin Sinovac sebesar 64 persen dan Turki menyebut vaksin COVID-19 buatan Sinovac manjur 83 persen.

Sementara untuk Sinopharm, belum ada data efikasi yang rinci yang mereka rilis. Namun dua unit vaksin yang dikembangkan Sinopharm masing-masing memiliki tingkat kemanjuran 79,4 persen dan 72,5 persen berdasarkan hasil sementara.

Sebagai perbandingan, vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech memiliki efektivitas 97 persen.

Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, seperti yang dikutip dari IDX Channel menjelaskan bahwa vaksin buatan China tersebut sudah masuk 'landscape' Badan Kesehatan Dunia (WHO). Artinya, vaksin China diakui keamanannya.

Efikasi vaksin pun sudah diterbitkan yaitu 65%. Khusus di Brazil, hasilnya di atas 60%," terang Siti Nadia dalam keterangan pers virtual, belum lama ini.

Dari hasil tersebut sejatinya sudah memenuhi persyaratan WHO yaitu minimum 50 persen. "Jadi, kalau secara efikasi, vaksin China kemanjurannya sudah terpenuhi," tambahnya.

Siti Nadia menekankan sekali lagi bahwa vaksin yang sudah ada di Indonesia bersifat layak pakai dan terjamin keamanan dan khasiatnya. "Jadi, vaksin yang ada saat ini tetap kami gunakan untuk program vaksinasi Covid-19 pemerintah dan masyarakat enggak usah khawatir untuk tidak divaksin karena adanya informasi tersebut," ujar Siti Nadia.

Tags
SHARE