SHARE

Ni Luh Gede Setiawati (Ditpsmp)

CARAPANDANG.COM - Pada pagelaran ajang LME SMP Tingkat Nasional Tahun 2018, banyak sekali esai yang mengangkat tema tentang kebudayaan dipadukan dengan tema sosial. Tema itu juga yang diangkat oleh Ni Luh Gede Setiawati, peraih juara 1 dalam LME SMP Tingkat Nasional Tahun 2018 yang berasal dari Provinsi Bali.

Ia mengangkat tema tentang kebudayaan yang terdapat di suatu desa yang berada di Bali. Adalah Desa Adat Tenganan Pegringsingan yang terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali yang menjadi risetnya. Ia mengungkapkan mengapa desa tersebut menjadi objeknya dalam menulis esai.

“Desa ini dikenal sekali di Bali sebagai desa tradisi dan salah satu daerah pariwisata terkenal yang sangat arif memanfaatkan kekayaan alam termasuk desa tempat tinggalnya,” ucap siswi kelas 8 ini.

“Selain itu, di desa tersebut memiliki aturan adat yang mengatur ketat dan organisasi adat khusus yang mengatur ketahanan lingkungan dan air. Sehingga terbentuklah esai dengan judul ‘PATRI Tenganan Pegringsingan Jaga Ketahanan Lingkungan Pariwisata’. Keberadaan PATRI ini yang membuat lingkungan di desa tersebut tetap terjaga sehingga dapat terus menjaga lingkungan pariwisata dan keajekan desa tersebut,” tambahnya seperti dilansir laman Ditpsmp Kemdikbud RI.

Ditanya mengenai kecintaannya terhadap menulis, ia menyatakan bahwa dengan menulislah ia dapat menuangkan berbagai macam ide yang ada di pikirannya dan dijadikan sebuah kreativitas yang baik.

“Dengan menulis, saya dapat menuangkan isi di pikiran kita, dan membentuk suatu kreativitas. Dan itu yang membuat saya senang menulis, dan itu sangat menarik. Menarik bagaimana merangkai ide-ide tersebut menjadi sebuah tulisan, dan saya senang akan itu,” ungkap siswi SMPN 2 Manggis ini.

Hasratnya mengikuti ajang LME SMP 2018 ini didasari oleh kakak kelasnya yang pada tahun 2017 juga mengikuti ajang yang sama dan mampu meraih hasil yang baik.

“Berawal dari kakak kelas, tahun kemarin kakak kelas ikut lomba di sini dan mendapatkan juara kedua. Jadi tertarik, bagaimana caranya supaya bisa menulis, dorongan dari orang-orang sekitar itu yang membuat saya semakin semangat untuk mengikuti LME ini,” ujar dara yang bercita-cita menjadi seorang dokter ini.

Di sekolah pun ia turut aktif menggalakkan gerakan literasi melalui ekstrakurikuler jurnalistik yang ia ikuti. Hal mendasar yang sering ia lakukan adalah memberi pengertian tentang menulis dan bagaimana menulis itu menjadi kegiatan yang menyenangkan.

“Di sekolah ada ekskul jurnalistik, tetapi teman-teman jarang yang ikutan. Minat teman-teman masih kurang, mungkin mereka merasa literasi itu membosankan, sebenarnya kalau kita sudah masuk ke dunia itu, itu tuh sangat menarik. Dan saya sedang giat-giatnya membuka pikiran mereka bahwa menulis adalah kegiatan yang menyenangkan,” tukasnya.

Tak lupa ia berpesan kepada teman-teman yang belum meraih hasil maksimal pada ajang LME SMP 2018 ini untuk tidak menyerah dengan hasil yang diterima, tetap berusaha dan percaya bahwa usaha tidak akan membohongi hasil

“Untuk teman-teman harus terus berusaha, berusaha dan berusaha. Jangan menyerah, karena setiap perlombaan itu ada kalah dan menang, yang penting berusaha secara maksimal, percaya, usaha tidak akan pernah membohongi hasil,” tutupnya.