SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Taruna Merah Putih (TMP) menggelar Webinar Nasional dengan mengangkat tema "Dampak Ekonomi dan Politik Presidensi Indonesia di G-20", Kamis (28/4). 

Webinar yang dilaksanakan secara daring melalui zoom tersebut menghadirkan keynote speaker Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dan tiga  narasumber, yakni Pakar Hubungan Internasional Prof. Hikmahanto Juwana, Ketua Umum Apindo Haryadi B.S. Sukamdani dan dimoderatori oleh Ketua DPP TMP  Bidang Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Nico Siahaan. 

Webinar dihadiri oleh Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dan Sekjen DPP TMP Restu Hapsari berserta jajaran DPP TMP lainnya, kader TMP se-Indonesia, pengusaha dan pegiat UMKM, pengurus PHRI, akademisi dan media sekitar 400-an peserta. 

Menlu Retno Marsudi selaku keynote speaker menjelaskan posisi Presidensi Indonesia di G-20 sebagai katalisator pemulihan ekonomi nasional. "Dengan politik luar negeri bebas aktif Indonesia harus menjadi katalisator pemulihan ekonomi dunia di dalam KTT G-20 untuk menjawab berbagai tantangan ekonomi global," jelas Retno.

Menurutnya, tantangan ekonomi global saat ini adalah pandemi Covid-19 dan munculnya ketegangan antara negara-negara besar sebagai akibat dari perang Rusia-Ukraina.

Retno juga menjelaskan, persoalan pandemi Covid-19 saat ini juga masih ditandai dengan ketimpangan  akses vaksinasi, di mana hanya ada 1 dari 7 orang di low income countries (negara berpenghasilan rendah) yang mendapatkan vaksin sehingga harus kembali pada komitmen global untuk melakukan pemulihan secara bersama pada tahun 2022 ini. Namun, hal itu menjadi sulit akibat perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan semakin kompleksnya permasalahan ekonomi global. 

"Untuk itu Indonesia harus menjadi katalisator pemulihan ekonomi dunia baik yang diakibatkan oleh perang maupun pandemi Covid-19," tegasnya.

Prof. Hikmahanto Juwana dalam paparannya menjelaskan, politik luar negeri Indonesia bebas-aktif diabadikan untuk kepentingan nasional di mana memandang semua negara adalah sahabat dan berupaya memunculkan alternatif lain ketika muncul ketegangan antar negara dengan kepentingan mengedepankan perdamaian dan kemanusiaan.

Menurut Hikmahanto, sesuai dengan amanat politik luar negeri bebas-aktif Indonesia dapat memanfaatkan tropi Presidensi G-20 sebagai upaya perdamaian di tengah terjadinya perang Rusia-Ukraina dan ketegangan Rusia dengan AS dan NATO.

Hikmahanto mengatakan, Indonesia dapat mendorong AS dan NATO membuat pernyataan tertulis untuk Ukraina tidak diterima sebagai anggota NATO, serta dapat mendorong Rusia dan Ukraina untuk membuat kesepakatan agar Ukraina tidak bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.

Sementara Ketua Umum Apindo, Haryadi Sukamdani dalam penyampaian paparannya menjelaskan tentang industri dan UMKM yang saat ini terdampak akibat tidak kondusifnya kondisi geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan menurunnya jumlah ekspor.

Haryadi berharap posisi Presidensi Indonesia di G-20  saat ini dapat mengangkat persoalan industri dan UMKM dalam negeri ini menjadi agenda dalam KTT G-20.

Adapun Wempi Saputra Staf Ahli Menteri Keuangan RI Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional menjelaskan, manfaat Presidensi G-20 Indonesia 2022, yakni menunjukkan kepemimpinan global Indonesia dalam pemulihan ekonomi global serta mengundang peningkatan investasi luar negeri melalui etalase kesuksesan pembangunan infrastruktur dan konektivitas serta kemajuan program vaksinasi dan kesehatan Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Haryadi juga menambahkan, Presidensi Indonesia di G-20 berpotensi memberikan dampak langsung dan jangka pendek kepada perekonomian domestik, dengan perkiraan, antara lain kenaikan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun (USD119,2 juta), kenaikan PDB nasional sebesar Rp 7,47 triliun, dan penciptaan lapangan kerja bagi sekitar 33.000 pekerja di berbagai sektor.

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto sebagai keynote speaker sekaligus membuka webinar, menegaskan bahwa Indonesia sebagai Presidensi G-20 merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk kembali menggelorakan  konsep politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan oleh Presiden Sukarno dulu untuk melawan segala bentuk kolonialisme wajah baru di panggung politik dunia. 

Menurut Hasto, posisi Presidensi Indonesia di G-20 sebagai panggung untuk menggelorakan konsepsi Pancasila, karena di dalam Pancasila tidak dikehendaki adanya penjajahan. Pancasila juga pada hakekatnya membawa Indonesia memiliki komitmen kebudayaan dalam geopolitik yang mengutamakan kemanusiaan dan perdamaian. 

Di hadapan 400-an peserta webinar itu, Hasto juga berpesan agar menjadikan Pancasila sebagai ideologi geopolitik untuk membangkitkan keseluruhan kekuatan Indonesia di panggung global.  "Kita harus tampil menggelorakan Pancasila untuk membangkitkan keseluruhan kekuatan kita di dunia," tegasnya. 

Sekjen DPP PDI Perjuangan tersebut juga mengapresiasi TMP sebagai organisasi sayap PDI Perjuangan yang terus melakukan upaya-upaya edukasi kepada pemuda Indonesia. 

"Kita apresiasi kader-kader TMP yang terus selalu melakukan edukasi untuk mendorong pemuda Indonesia memahami perjuangan dan arah politik Indonesia baik skala nasional maupun global." tutur Hasto. 

Acara webinar tersebut berjalan lancar, tampak peserta sangat antusias bertanya jawab dengan ketiga narasumber.  Dan di penghujung acara, webinar ditutup secara resmi oleh Sekjen DPP TMP Restu Hapsari. 

Tags
SHARE