SHARE

istimewa

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,51 persen (yoy) dan memberikan andil sebesar 2,92 persen pada pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022.

Konsumsi rumah tangga yang memberikan kontribusi tertinggi ini memiliki kaitan erat dengan daya beli masyarakat yang timbul dengan adanya kepastian pendapatan dan ketersediaan lapangan pekerjaan.

"Presiden memerintahkan agar investasi tidak hanya fokus pada teknologi tinggi saja, tetapi juga investasi padat karya untuk menciptakan lapangan kerja. Investasi naik, lapangan pekerjaan juga naik. Jadi imbang," imbuh Bahlil.

Pada triwulan II 2022, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar 15,5 miliar dolar AS dengan ekspor yang meningkat 19,7 persen.

Ada pun sejak triwulan I 2020, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dan terus meningkat hingga triwulan II 2022. Hal ini, menurut Bahlil, merupakan dampak positif dari hilirisasi sumber daya alam yang terus didorong pemerintah saat ini.

"Sekarang ekspor kita tidak hanya mengandalkan bahan baku. Hilirisasi terjadi. Transformasi itu ujungnya memberikan nilai tambah. Kita sudah bisa lihat hasilnya," ucapnya.

Lebih lanjut, Bahlil juga menjelaskan kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha yaitu sektor industri pengolahan sebesar 0,82 persen terhadap 5,44 persen.

Industri pengolahan yang dimaksud tersebut mencakup industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya; serta industri makanan dan minuman yang juga tercatat memiliki kontribusi besar terhadap pencapaian realisasi investasi triwulan II 2022 yang telah dirilis oleh Kementerian Investasi/BKPM pada 20 Juli 2022.

Total realisasi investasi sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya yaitu sebesar Rp48,2 triliun atau 15,9 persen; sedangkan industri makanan dan minuman sebesar Rp22,4 triliun atau 7,4 persen dari total capaian realisasi Rp302,2 triliun pada triwulan II 2022.

Halaman :