SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melakukan penataan kembali layanan International Standard Book Number (ISBN) agar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

“Tidak dapat dipungkiri jika perkembangan ilmu dan teknologi akan mengevolusi bahkan merevolusi suatu tatanan yang sudah terbentuk. Namun menjadi suatu keniscayaan ketika perubahan tersebut menjadi motivator menuju arah yang lebih baik,” ujar Kepala Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan Perpusnas Suharyanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Hal itu dilakukan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-42 Perpusnas. Momentum HUT dimanfaatkan untuk menata ulang layanan yang telah dilangsungkan selama 36 tahun.
 

Sejak April 2018, layanan ISBN berlangsung sepenuhnya secara daring dan mengalami perkembangan yang signifikan. Hingga saat ini, Perpusnas telah mengeluarkan sekitar 700.000 ISBN dari total 1 juta nomor yang dialokasikan oleh ISBN International Agency.

Besarnya penggunaan ISBN di Indonesia, tidak diimbangi dengan jumlah buku yang beredar. Hal itu, kata dia, membuat ISBN International Agency menengarai adanya kejanggalan dalam penggunaan ISBN. Sehingga, layanan ISBN Perpusnas wajib melaporkan penggunaan ISBN yang telah dikeluarkan kepada ISBN International Agency untuk diverifikasi guna mendapatkan alokasi nomor baru.

Berdasarkan hasil analisis dari laporan tersebut, diketahui terdapat terbitan yang seharusnya diterbitkan tanpa perlu ISBN. Sehingga layanan ISBN Perpusnas direkomendasikan untuk lebih selektif dalam memberikan ISBN.
 

“Oleh karena itu, Perpusnas melakukan pengembangan dan penyesuaian terhadap pelayanannya untuk mengakomodir kebutuhan para penerbit.”

Koordinator Pengembangan dan Pengawasan Bibliografi, BIN, dan KIN Perpusnas Ratna Gunarti mengemukakan ada tiga kajian yang harus ditindaklanjuti oleh layanan ISBN yakni terkait penerbit, shared prefix, dan kriteria terbitan. Adapun kebijakan baru yang dimiliki oleh Perpusnas adalah pemberlakuan single account dan format baru Katalog Dalam Terbitan (KDT) yang telah disinkronisasi.

Subkoordinator Substansi Layanan ISBN dan ISMN Perpusnas Irham Hanif Nabawi mengatakan ISBN International Agency juga menyoroti pertumbuhan penerbit yang sangat pesat. Untuk itu, layanan ISBN Perpusnas akan mengimplementasikan titik akses terbitan sebagai alat kontrol pemanfaatan ISBN.
 

“Kondisi-kondisi ini harus kita jawab agar kita bisa memastikan seperti apa pemanfaatan ISBN di Indonesia, baik kepada ISBN International Agency maupun untuk kepentingan bagaimana kekayaan bangsa Indonesia dalam koleksi di perpustakaannya,” kata Irham. 

Tags
SHARE