SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI M. Hasan Chabibie mengatakan platform pendidikan nasional berbasis teknologi merupakan salah satu strategi utama dalam program Merdeka Belajar.

"Ada 10 poin strategi utama Merdeka Belajar. Berfokus pada strategi ke-3, yaitu membangun platform pendidikan nasional yang berbasis teknologi, Menteri Nadiem Makarim menyampaikan berulang kali dalam berbagai kesempatan bahwa kebutuhan digitalisasi dalam dunia pendidikan adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari," kata Hasan dalam diskusi virtual, Kamis.

"Tak semata mengejar ketertinggalan, ini mungkin cara paling efektif untuk kita melompat lebih tinggi," ujarnya menambahkan.

Hasan melanjutkan, Kemendikbudristek melalui Pusdatin mengembangkan platform nasional berbasis teknologi yang menyentuh semua lini pendidikan, terdiri atas platform manajemen sumber daya sekolah, platform guru penggerak, platform kurikulum, dan platform kesiapan karier.

"Kita sadar, situasi pandemi akan menciptakan pekerjaan baru di masa depan. Maka, Merdeka Belajar hadir untuk mengantisipasi hal tersebut," kata Hasan.

"Program Kemendikbudristek ini sebuah kata kunci untuk menyajikan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk siswa, harus menjadi agent of change yang memberikan dukungan sepenuhnya," imbuhnya.

Adapun sembilan strategi utama Merdeka Belajar lainnya. Pertama, menerapkan kolaborasi dan pembinaan antar sekolah di semua jenjang. Kedua, peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah. Lebih lanjut, memperbaiki kurikulum nasional dengan penyederhanaan konten materi dan fokus pada literasi, numerasi dan pengembangan karakter.

Selanjutnya, meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah untuk memastikan distribusi yang merata. Poin keenam adalah keberadaan sekolah harus diperbanyak.

Strategi selanjutnya adalah memberikan insentif atas kontribusi dan kolaborasi pihak swasta di bidang pendidikan, seperti insentif pajak. Kedelapan, mendorong pendidikan vokasi. Kesembilan, membentuk pendidikan kelas dunia. Dan terakhir adalah penyederhanaan mekanisme akreditasi dan memberikan otonomi daerah dalam pendidikan.

Merdeka Belajar selalu menggaungkan tiga slogan utamanya. Pertama, Sekolahkan Anak Indonesia, mendorong angka partisipasi tinggi >95 persen di seluruh jenjang pendidikan dasar dan >70 persen pada jenjang pendidikan tinggi.

Kedua, Dorong Pembelajaran Siswa, meningkatkan kualitas belajar yang tinggi dan keterampilan yang relevan dengan >90 persen tingkat penempatan kerja.

Lebih lanjut, Tidak Ada Anak yang Tertinggal, meratanya distribusi pendidikan, baik secara geografis maupun status sosial ekonomi.