SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Keberadaan "Winekam Art Space", sanggar seni milik budayawan Winarno Ekram, yang menjadi markas inkubasi seni dan budaya Kota Batu diharapkan menjadi ikon wisata baru di "Kota Apel" tersebut.

"Festival Obah Nggedruk Bumi ini adalah sebuah kegiatan untuk mengawali sebuah tempat, di mana tempat ini adalah ruang bagi program kesenian yang ke depannya diharapkan memiliki agenda rutin kesenian, karena hanya dengan acara seperti inilah bisa terjadi secara periodik dalam perkembangan kesenian," kata pemilik Winekram Art Space, Winarno Ekram di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa.

Pembukaan "Winekram Art Space" ditandai dengan Festival "Obah Nggedruk Bumi", yakni festival pentas seni tari dan budaya yang digagas Adhigana Production, kelompok praktikum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Festival dilangsungkan selama tiga hari berturut-turut hingga Rabu (8/1).

Winekram Art Space, sanggar kesenian milik budayawan Kota Batu Winarto Ekram itu juga diharapkan menjadi tempat inkubasi serta berkumpulnya para seniman di Malang Raya maupun dari luar daerah untuk mengokohkan identitas bangsa melalui kebudayaan.

Kegiatan yang menampilkan seni dan kebudayaan lintas daerah ini melibatkan berbagai seniman dari berbagai kota, di antaranya dari Kabupaten Indramayu (Jabar), Solo (Jateng), Jombang, Lumajang, Surabaya (Jatim), serta dari beberapa kota lain di Tanah Air.

Tidak hanya berupa pertunjukan kesenian, tetapi juga ada lokakarya tari dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), hingga parade sanggar tari se-Jawa Timur dan ditutup dengan pertunjukan kesenian.

Winarno menjelaskan bahwa festival ini bertujuan membuka tempat untuk dikunjungi oleh masyarakat luas, membuka lahan, dan membuka ruang untuk pertunjukan kesenian selanjutnya dan tentu perkembangannya untuk pariwisata budaya yang ada di sekitar Pendem, Kota Batu.

Ketua pelaksana festival Nirwana Chendra Kasih menjelaskan kegiatan yang akan diadakan selanjutnya adalah berbagai festival, tidak hanya tari, tapi juga ada teater, musik yang cenderung mengangkat dan lebih berfokus pada kesenian tradisional serta kontemporer.

"Kami berharap sanggar ini bisa sebagai tempat sarasehan maupun 'workshop' kebudayaan, serta segala sesuatu yang berbau kesenian. Dengan adanya kegiatan dan kerja sama seperti ini, bisa menjadi tahap awal kami dalam belajar dan menambah ilmu baru untuk menunjang lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMM," kata Nirwana.

Sementara itu, dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Berbahasa Produktif dengan konsentrasi bidang Manajemen Event Orgonizer, M Isnaini menambahkan pergelaran seni dan budaya ini merupakan implementasi dari tugas mahasiswa.

Untuk mata kuliah Keterampilan Berbahasa Produktif tersebut, mahasiswa bahasa Indonesia berperan sebagai pengatur acara Festival Obah Nggedruk Bumi, karena acara ini sebagai salah satu praktik kegiatan secara langsung yang selama ini mereka pahami hanya lewat teori singkat tentang bagaimana menangani acara.

Selain itu, kata Isnaini, Prodi Bahasa Indonesia itu sangat luas cakupannya, meliputi komunikasi yang di dalamnya menggunakan bahasa Indonesia dalam cakupan linguistik.

Oleh karena itu, katanya, praktik ini merupakan implementasi dari bagaimana cara berkomunikasi, negosiasi dan keterampilan berbahasa lainnya, sehingga wujudnya adalah membuat sebuah even.

"Karena dalam menyelenggarakan acara itu terkadang ada banyak hal yang tidak kita pahami dan kadang menjadi kunci darai penyelenggaraan sebuah acara. Itulah yang menjadi teknis dari para mahasiswa, sehingga mahasiswa harus praktik langsung," demikian Isnaini.

Tags
SHARE