CARAPANDANG - Menteri Industri Korea Selatan akan mengunjungi Washington, DC, minggu ini untuk bertemu dengan pejabat tinggi AS. Kunjungan ini bertujuan membahas kekhawatiran negaranya terkait daftar pengawasan AS serta menuntut perlakuan yang lebih adil dalam kebijakan tarif.

Menlansir dari CNA, Kamis (20/3/2025), Departemen Energi AS sebelumnya menetapkan Korea Selatan sebagai "negara sensitif”. Departemen Energi AS menempatkan Korea Selatan dalam tingkat terendah daftar pengawasan bersama Tiongkok, Iran, dan Korea Utara.

Status tersebut memicu kontroversi di Korea Selatan, mengingat negara tersebut adalah sekutu utama AS. Menteri Industri Korea Selatan Ahn Duk-geun akan mencari solusi agar status ini segera dicabut.

Menteri Luar Negeri Cho Ta-yul menilai kunjungan ini sebagai kesempatan untuk meyakinkan Washington agar menghapus Korea Selatan dari daftar tersebut. Pejabat sementara Duta Besar AS di Seoul, Joseph Yun, menjelaskan Korea Selatan masuk daftar karena masalah di laboratorium Departemen Energi AS.

Menurutnya, pengunjung dari Korea Selatan dianggap salah menangani informasi sensitif. Namun, pemerintah Korea Selatan khawatir bahwa status ini akan berdampak negatif pada kerja sama teknologi dan investasi dengan AS.

Dalam pertemuannya dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Energi AS, Ahn akan menekankan besarnya investasi Korea Selatan di AS. Ia akan menggunakan hal tersebut sebagai dasar untuk menuntut perlakuan perdagangan yang lebih adil.