Pihak Vatikan menyebutkan, meskipun krisis pernapasan telah berlalu, situasi Paus masih kompleks dan risiko krisis tetap ada. Dr Panagis Galiatsatos dari Universitas Johns Hopkins mengatakan, 10 hingga 11 hari ke depan akan menjadi masa kritis.
Masa tersebut akan menentukan apakah Paus dapat pulih atau tidak. Jika ia berhasil melewati masa ini, pemulihannya masih memerlukan waktu lama.
Dokter memperkirakan, setidaknya satu bulan pemulihan, untuk setiap minggu yang dihabiskan di rumah sakit. Keluarga Paus juga menyampaikan kekhawatiran mereka atas kesehatannya.
Sepupunya, Carla Rabezzana mengatakan, keluarga belum berkomunikasi langsung dengan Paus sejak Natal, dan hanya mendapatkan informasi melalui berita. Namun, ia yakin bahwa Paus menghadapi situasi ini dengan ketenangan dan keberanian.
Demi pemulihan yang optimal, jadwal Paus telah dikosongkan dari semua kegiatan, termasuk doa Angelus pada hari Minggu. Selain itu, untuk kedua kalinya selama masa kepausannya, paus tidak memimpin misa Rabu Abu yang menandai dimulainya Prapaskah.