Meskipun mata uang yang menguat mungkin menjadi kabar baik bagi pihak yang khawatir terhadap inflasi, hal ini berisiko meredam pendapatan dari sektor energi ketika negara tersebut sedang menghabiskan anggaran besar untuk kebutuhan militer dan program sosial.
Inflasi yang terus-menerus memaksa Bank Sentral Rusia mempertahankan kebijakan moneter yang sangat ketat, dengan suku bunga utama di level 21%. Langkah ini berhasil menekan permintaan impor dan, pada akhirnya, mengurangi permintaan terhadap mata uang asing.
Di sisi lain, para eksportir diwajibkan menjual sebagian dari pendapatan mata uang asing mereka di pasar domestik, yang semakin mendorong penguatan rubel.
Strategi ini menciptakan tekanan inflasi yang terkendali secara lokal tetapi tetap memperkuat posisi rubel terhadap mata uang asing.
Dolar AS mencapai posisi terendah baru dalam enam bulan pada hari Senin karena ketidakpastian kebijakan tarif yang terus berubah dari pemerintahan Trump menambah kecemasan investor terhadap aset AS dan melemahkan kepercayaan bahwa dolar dan Treasury tetap menjadi aset bebas risiko terbaik.
Para pedagang beralih ke emas dengan melepaskan aset berbasis dolar di tengah ekspektasi gangguan dan ketidakpastian lebih lanjut. Logam mulia ini telah naik 23% sejak awal tahun mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, menjadikannya aset dengan performa terbaik kedua terhadap dolar setelah rubel.