SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021 menjadi ruang interaksi inklusif bagi semua prakarsa publik dalam memajukan budaya. Salah satu ruang interaksi dalam PKN 2021 adalah Bincang Cerlang, sebuah wadah diskusi yang membicarakan ragam kearifan lokal mengenai kekayaan sandang, pangan, dan papan nusantara. Di Bincang Cerlang,

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menjadi salah satu narasumber dalam diskusi bertajuk “Pendidikan Budaya Pangan Nusantara untuk Pembentukan Karakter”. Hilmar mengajak berbagai pihak untuk memberikan pemikiran dan berdiskusi mengenai sistem pendidikan atau jenis edukasi yang diperlukan untuk mengapresiasi keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia sehingga dapat memperkuat keanekaragaman dan menjaga ketahanan pangan lokal.
 
Hilmar mengatakan, pendidikan menjadi sentral dari berbagai pengalaman yang dimiliki seseorang. Pendidikan adalah proses menemukan dan mengenal kembali sehingga menjadi hal yang sangat esensial. “Misalnya dalam keanekaragaman hayati dan ekosistem, saya kira ada kerugian saat ada rawa yang dikeringkan, karena keunikan dari masing-masing ekosistem tidak dilihat. Nah, proses menemukenali ini harus benar-benar bisa mengenali keunikan dalam setiap ekosistem,” ujar Hilmar Farid dalam Bincang Cerlang secara daring di laman pkn.id, pada Sabtu (20/11/2021).

Ia menuturkan, satu langkah yang paling mendasar dalam pendidikan adalah proses menemukenali. Hilmar kemudian membahas salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam mengajak generasi muda untuk bisa menemukenali kearifan lokal dan kebudayaan, yaitu melalui Presisi. Presisi adalah Program Penguatan Karakter Siswa Mandiri Melalui Kreasi Seni.

Halaman :