SHARE

Ilustrasi - kegiatan vaksinasi

Erlina mengatakan Omicron pada kalangan tertentu seperti lansia, orang dengan komorbid atau penyakit bawaan, serta anak-anak tetap memerlukan perhatian secara khusus, terutama saat derajat kesakitan bersifat sedang, berat atau parah akan memerlukan perawatan medis.

Erlina mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap enteng Omicron yang ada saat ini. Sebab muncul kekhawatiran narasi COVID-19 yang dapat diperlakukan sama dengan penanganan flu biasa berisiko memicu perilaku abai masyarakat terhadap kepatuhan pada protokol kesehatan.

"Gejala flu pada Omicron ini memerlukan perlakuan khusus, contohnya memakai masker, isolasi saat terpapar. Itu tidak dilakukan oleh orang dengan flu biasa. Mereka tetap beraktivitas di luar rumah tanpa masker, sementara Omicron bisa menular dan berat juga bahkan meninggal," katanya.

Secara terpisah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengemukakan sejumlah perbedaan spesifik Omicron dengan flu biasa. "Flu tidak ada anosmia (hilang penciuman, meskipun di Omicron juga jarang terjadi," katanya.

Selain itu, Omicron dapat dibedakan dengan flu biasa berdasarkan hasil pemeriksaan PCR melalui metode S-Gene Target Failure (SGTF) untuk deteksi dini.

Halaman :