SHARE

Ilustrasi (istimewa)

Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Guru Besar FKUI itu mengemukakan varian AY.4.2 mengandung mutasi pada varian A222V dan juga Y145H.

Data dari lembaga internasional GISAID yang mengkompilasi genom berbagai jenis virus Delta menunjukkan sudah ada 26 ribu genom AY.4.2. yang dilaporkan. Varian ini sudah dilaporkan dari 42 negara.

"Kita tahu kalau ada varian baru virus SARS-CoV-2 maka selalu dibicarakan kemungkinan lima dampaknya, yaitu pada penularan, beratnya penyakit, kemungkinan infeksi ulang, dampak pada diagnosis dan dampak pada vaksin," katanya.

Menurut Tjandra data penelitian terkait varian AY.4.2 masih sangat awal dan bukti ilmiahnya masih terus dikumpulkan.

"Data dari Inggris menunjukkan penularan lanjutan (secondary attack rate) varian Delta di rumah tangga yang diteliti adalah 11 persen, sementara angkanya pada AY.4.2 meningkat menjadi 12,4 persen," ujarnya.

Menurut Tjandra ada juga yang menyebut AY.4.2 sebagai Delta Plus. "Ini bukanlah istilah baku, walau tentu boleh-boleh saja digunakan karena memang merupakan “terusan” dari varian Delta," ujarnya.

Hanya saja harus diingat, kata Tjandra, sebelum AY.4.2 sudah ada Delta Plus yang lain. Pada sekitar Mei dan Juni 2021 India menghadapi varian K417N yang juga merupakan turunan dari varian Delta dan mereka sebut sebagai Delta Plus ketika itu.

Halaman :