SHARE

istimewa

Akulturasi Budaya

Sebagaimana dikutip dari Antara, sejarawan Asep Kambali mengatakan bahwa tradisi Cio Tao di Tangerang tidak terlepas dari posisi kota tersebut yang berbatasan dengan Batavia dan Banten. Secara geografis, Tangerang terletak di pesisir pantai utara Jawa sehingga merupakan wilayah strategis terjadinya interaksi antarbudaya.

Akulturasi budaya terlihat jelas melalui perayaan Cio Tao. Tradisi ini menghimpun unsur-unsur khas dari berbagai budaya seperti Tionghoa, Sunda, dan Betawi. Terutama dalam penampilan mempelai perempuan yang mengenakan penutup wajah mirip seperti dipakai oleh putri Betawi ketika menikah. Musik dan tariannya pun memiliki asal-usul dari perpaduan suku-suku tadi.

Keberagaman unsur budaya ini mencerminkan perpaduan harmonis antara elemen-elemen tradisional, menciptakan sebuah ritual yang kaya dengan keindahan dan keberagaman budaya. Karenanya tradisi Cio Tao dapat menjadi salah satu sarana untuk melestarikan keberagaman budaya di Tangerang.

Atas dasar itu pula pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menetapkan Cio Tao sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) 2023 dari Kota Tangerang. Alasan Cio Tao terpilih sebagai WBTB karena tradisi ini memuat nilai-nilai sejarah dan keunikan yang berharga.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, Sumangku, mengatakan proses penetapan dimulai ketika Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang menetapkan tim WBTB pada Mei 2023. Tim ini terdiri atas sejumlah ahli, termasuk akademikus, antropolog, arsitek, budayawan, dan sejarawan.

Proses pemilihan WBTB ini tidak semata-mata dilakukan secara asal-asalan. Tetapi melalui pertimbangan teliti terhadap sejarah yang tersemat dalam tradisi Cio Tao, serta ciri khas yang membedakan tradisi tersebut dari yang lain. dilansir indonesia.go.id

Halaman :
Tags
SHARE