SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Bahwa kondisi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja alias bergejolak, adalah fakta. Bahwa di tengah kondisi itu ekonomi Indonesia terus bertumbuh juga merupakan realita yang mampu menumbuhkan optimistis segenap pelaku ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengukur produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku, mencatat perekonomian Indonesia 2023 tumbuh mencapai Rp20.892,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp75,0 juta atau USD4.919,7.

Pada saat yang sama (2023), ekonomi  tumbuh sebesar 5,05 persen. Angka tersebut sedikit lebih rendah dibanding capaian 2022, yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,31 persen. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan sektor industri manufaktur di Indonesia juga menunjukkan catatan positif dan berdaya saing. Dalam kurun waktu 2014-2022, PDB manufaktur Indonesia memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 3,44% per tahun (sumber: World Bank diolah Kemenperin).

Rata-rata pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dunia yang sebesar 2,35%, maupun anggota The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang sebesar (2,08%). Begitu juga bila dibandingkan dengan negara industri dunia dan negara peers seperti Korea Selatan (2,53%), Meksiko (2,05%), Jerman (1,62%), Jepang (1,56%), Italia (1,38%), Thailand (1,02%), Australia (-0,23%), serta Brazil (-1,69%).

Berdasarkan data UNStats, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada 2021 sebesar USD228 miliar. Pada periode tersebut, peringkat MVA Indonesia berada di atas beberapa negara, seperti Kanada, Turki, Irlandia, Brazil, Spanyol, Swiss, Thailand, dan Polandia.

“MVA Indonesia memberikan kontribusi sebesar 1,46% terhadap total MVA dunia tahun 2021, menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu powerhouse manufaktur di dunia,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Selasa (13/2/2024). dilansir indonesia.go.id

Halaman :
Tags
SHARE