SHARE

istimewa

Program e-Smart IKM

Program e-Smart IKM tersebut disinergikan dengan gerakan nasional bangga buatan Indonesia (Gernas BBI/BBWI). Sepanjang 2023, Kemenperin dan pemerintah daerah telah memfasilitasi 30 IKM terpilih melalui Gernas BBI/BBWI Bengkulu. Total penjualan 30 IKM secara online dan offline sejak 1 September 2023 sampai 11 November 2023 tercatat sebesar Rp11,72 miliar. Selama pendampingan tercatat rata-rata omzet bulanan total mencapai nilai Rp5,2 miliar dengan peningkatan rata-rata bulanan sebesar 63,44 persen.

Selanjutnya, Kemenperin juga memfasilitasi pelaku IKM dalam pameran nasional dan internasional. Sebanyak 374 IKM telah berpartisipasi dalam berbagai event yang diselenggarakan tahun 2023, antara lain, IFEX, JIFFINA, Hari Batik Nasional (HBN), Trade Expo Indonesia, Inacraft, Ambiente di Jerman, Gebyar IKMA 2023, dan beberapa kegiatan lainnya.

Menurut Dirjen Reni, upaya penguatan IKM dalam rantai pasok industri manufaktur nasional turut dilakukan melalui link and match dan optimalisasi perjanjian kerja sama dengan kementerian atau lembaga. Sebanyak 214 IKM telah difasilitasi melalui business matching dan link and match dengan industri besar (tier ATPM) maupun sektor ekonomi lain. Hingga saat ini sebanyak 20 IKM telah melakukan kemitraan hingga tahap komitmen atau kontrak.

Wirausaha Baru

Ditjen IKMA juga terus menumbuhkan wirausaha baru, termasuk di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur. Selain itu, program penumbuhan wirausaha di daerah tertinggal, perbatasan, terluar, dan wilayah pascabencana, serta program penumbuhan wirausaha yang bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain.

“Program penumbuhan dan pengembangan WUB ini ditujukan bagi wirausaha yang baru merintis, maupun yang telah menjalankan usahanya agar dapat naik jenjang menjadi industri menengah atau industri besar,” ucap Reni.

Sepanjang 2023, Ditjen IKMA telah melatih sebanyak 28.802 WUB IKM. Dari angka tersebut, Ditjen IKMA telah memfasilitasi legalitas usaha bagi 6.744 WUB IKM. Sementara itu, melalui program Santripreneur, tercatat sebanyak 150 santri dari enam pondok pesantren yang telah menerima bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan atau alat produksi. “Sehingga total santri yang dibina sejak tahun 2013 hingga saat ini sebanyak 10.924 santri dari 101 pondok pesantren,” ungkap Reni.

Selain itu, Ditjen IKMA juga terus mendorong wirausaha yang telah menjalankan bisnisnya agar terus berkembang melalui program akselerasi bisnis teknologi. Sejalan dengan program Making Indonesia 4.0, setiap tahun Ditjen IKMA melakukan penguatan dan pengembangan bisnis IKM start up, yaitu IKM yang mengedepankan inovasi produk dan pemanfaatan teknologi dalam proses bisnis mereka.

“Hingga Desember 2023, Ditjen IKMA telah memfasilitasi pengembangan IKM start up berbasis teknologi sebanyak 71 IKM, melalui program Indonesia Food Innovation, Indonesia Fashion and Craft Award, Startup4industry, Creative Business Incubator dan Inkubator Bisnis Teknologi Alas Kaki,” sebut Reni.

Halaman :
Tags
SHARE