SHARE

Istimewa

umbuh 10-12 persen

Potensi pertumbuhan eksyar diprediksi masih cukup besar sebab Indonesia terbilang terlambat dalam pengembangan ekosistem ini yang dimulai pada 1991. Sedangkan negeri jiran, Malaysia sudah memulai pada 1963 silam.

Meski terlambat, pertumbuhan eksyar di tanah air terbilang sangat besar di semua lini, khususnya sisi perbankan hingga pasar modal. Bahkan, di masa pandemi Covid-19 (2020-2023) aset perbankan syariah mampu tumbuh double digit secara tahunan, jauh meninggalkan perbankan konvensional yang hanya mampu tumbuh 7--8%.

Pada 2023, kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung, pertumbuhan pembiayaan syariah di sektor riil tumbuh double digit, persisnya di angka 15,8%. "Peran perbankan syariah dalam pembiayaan ekonomi terus meningkat, di 2023 pertumbuhan pembiayaan syariah pada sektor riil tumbuh 15,8%," kata Juda, dalam acara peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 dan seminar Sharia Economic and Financial Outlook (ShEFO) 2024, Senin (26/2/2024).

Juda mengatakan pencapaian tersebut bahkan melampaui pertumbuhan dari kredit dan pembiayaan sektor riil secara keseluruhan yang berkisar di angka 10,5%. Untuk 2024, BI memproyeksikan eksyar akan tumbuh sebesar 4,7 persen hingga 5,5 persen (yoy). Hal ini didukung oleh pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah yang diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 10 persen hingga 12 persen (yoy).

Hal tersebut sejalan dengan implementasi berbagai inisiatif strategis nasional, seperti kewajiban sertifikasi halal sesuai mandat Undang-Undang Jaminan Produk Halal, inovasi pada sektor keuangan sosial syariah, program kolaborasi antar kementerian dan lembaga, serta digitalisasi eksyar yang semakin masif.

Halaman :
Tags
SHARE