SHARE

istimewa

Iklim Usaha Dalam Negeri

Iklim usaha di Indonesia sendiri pada akhir tahun ini diwarnai dengan penurunan harga komoditas ekspor dan kenaikan harga energi. Kondisi ini menyebabkan perusahaan yang telah mempersiapkan produknya untuk akhir tahun belum dapat tersalurkan ke pasar secara optimal sehingga terjadi penumpukan stok produk.

Penurunan terbesar nilai IKI dialami oleh industri komputer, barang elektronik & optik yang sekaligus menjadikan subsektor yang memiliki kontraksi tertinggi atau nilai IKI terendah. Subsektor ini sejak Oktober 2023 terus mengalami peningkatan kontraksi. Industri yang perlu mendapatkan perhatian lainnya adalah industri tekstil serta industri pengolahan lainnya.

Faktor dominan yang menyebabkan nilai IKI turun adalah pasar yang belum pulih terutama pasar luar negeri, daya saing harga jual dengan produk impor, ketersediaan bahan baku/penolong, dan waktu tunggu pengiriman.

IKI yang ekspansi dipengaruhi oleh ekspansinya nilai IKI pada 15 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB triwulan III-2023 sebesar 86,3%. Dari 15 subsektor tersebut, lima subsektor mengalami kenaikan nilai IKI.

Peningkatan nilai IKI terjadi pada subsektor industri pengolahan tembakau, industri pakaian jadi, industri peralatan listrik, reparasi dan pemasangan mesin/alat, dan industri minuman. Dua subsektor di antaranya berubah dari kontraksi menjadi ekspansi dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu industri peralatan listrik serta jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.

Merujuk data Kemenperin, secara umum, kondisi kegiatan usaha industri di Desember 2023 tetap terjaga dari November 2023, dilihat dari kenaikan persentase jawaban responden yang menjawab kondisi usahanya membaik dan tetap mencapai 78,6%

Tingkat optimisme pelaku usaha enam bulan ke depan (Januari--Juni 2024) naik dari 61,41% menjadi 62,39%. Faktor dominan optimisme pelaku usaha antara lain dari kondisi pasar, kebijakan pemerintah pusat dan daerah, proses perizinan, dan inflasi.

Hampir semua subsektor memiliki ekspektasi atau optimisme yang besar terhadap kondisi bisnisnya di semester I - 2024 mendatang. Industri barang galian bukan logam memiliki optimisme terendah, yaitu sebesar 42,69%, sekaligus memiliki pesimisme tinggi, yaitu sebesar 21,37%. Hal ini diduga akibat kondisi over supplyyang terjadi di Indonesia.

Halaman :
Tags
SHARE